|
|
Deskripsi |
: |
Pohon atau semak kecil dengan ketinggian hingga 15 m. Kulit kayu berwarna
coklat, jarang berwarna abu-abu atau putih kotor, permukaan halus, rapuh dan
menggelembung di bagian pangkal. |
|
Daun |
: |
Daun hijau mengkilap. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elipsbulat
memanjang. Ujung: membundar. Ukuran: 3-10 x 1-4,5 cm. |
|
Bunga |
: |
Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan bertakik.
Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (2-4 bunga per kelompok). Daun
mahkota: 5; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm. Kadang berambut
halus pada tepinya. Kelopak bunga: 5; warna hijau, ada lentisel dan berbintil.
Benang sari: tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek dari kepala
sari. |
|
Buah |
: |
Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil,
warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/
dewasa. Ukuran: Hipokotil: panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm. |
|
Ekologi |
: |
Tumbuh tersebar di sepanjang hutan pasang surut, akan tetapi lebih umum pada
bagian daratan dari perairan pasang surut dan berbatasan dengan tambak pantai.
Menyukai substrat pasir atau lumpur. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. |
|
Penyebaran |
: |
Dari India hingga Indocina, Malaysia, Bangka, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Irian Jaya, Papua New Guinea, Filipina dan Australia. |
|
Kelimpahan |
: |
|
|
Manfaat |
: |
Jenis Ceriops memiliki kayu yang paling tahan/kuat diantara jenis-jenis mangrove
lainnya dan digunakan sebagai bahan bangunan, bantalan rel kereta api, serta
pegangan berbagai perkakas bangunan. Kulit kayu merupakan sumber yang bagus
untuk tanin serta bahan pewarna. |
|
Catatan |
: |
Bentuk dan ukuran daun sangat beragam bergantung kepada kadar cahaya dan
air dimana suatu individu tumbuh. |
|
|